Jakarta - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terus diperkuat menjelang 75 tahun kemitraan kedua negara pada 2025 mendatang. Kerja sama di sektor industri manufaktur menjadi salah satu fokus utama dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai USD96,39 miliar pada kuartal III 2024, meningkat 32,23% sejak 2019. Tiongkok juga tercatat sebagai investor terbesar kedua di Indonesia, dengan realisasi investasi mencapai USD26,5 juta dari 14.687 proyek pada 2023.
Di sektor otomotif, perusahaan SAIC-GM-Wuling Automobile Co., Ltd dari Provinsi Guangxi menjadi salah satu investor utama. Tercatat, pada tahun 2022, nilai investasi Provinsi Guangxi ke Indonesia mencapai USD2,34 miliar. Salah satunya berasal dari Wuling Motors, yang telah membangun pabrik di Jawa Barat dengan nilai investasi sebesar USD1 miliar, ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Kamis (28/11). Selain otomotif, Tiongkok juga berinvestasi besar di sektor pembangkit listrik dan energi serta menunjukkan minat pada industri semikonduktor.
Gubernur Guangxi, Lan Tianli, dalam kunjungannya ke Indonesia, menyampaikan tiga usulan kerja sama utama. Usulan tersebut meliputi pendalaman kerja sama industri otomotif, termasuk pembangunan kawasan industri mobil, pemberian insentif pajak untuk kendaraan listrik (EV) dan plug-in hybrid (PHEV), serta percepatan pembangunan charging station. “Hal ini bisa memperkuat pondasi Indonesia sebagai hub industri otomotif,” ungkapnya.
Selain otomotif, Lan Tianli juga menyoroti pentingnya pengembangan kerja sama di sektor tekstil, elektronik, pengolahan kayu, dan kertas, yang menjadi industri unggulan di Guangxi. “Industri tekstil dan elektronik, pengolahan kayu, besi dan logam, dan kertas berkembang dengan pesat di Indonesia. Kebetulan industri tersebut adalah industri utama di Guangxi, dengan nilai lebih dari 100 Miliar Yuan,” tambahnya.
Wamenperin Faisol Riza mengapresiasi berbagai usulan dari Gubernur Guangxi dan menyatakan kesiapan untuk menjajaki peluang kerja sama lebih lanjut. Kemenperin juga membuka pintu untuk kolaborasi B2B dalam berbagai sektor, termasuk semikonduktor, guna mempercepat pengembangan industri berbasis local content di Indonesia.