Kemen PPPA Paparkan Hasil Survei Kekerasan Perempuan dan Anak 2024

0

 



Jakarta , Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), bekerja sama dengan Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas), menggelar Forum Tematik Bakohumas bertema Diseminasi Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2024. Acara ini berlangsung di Auditorium BRIN Jakarta, Kamis (21/11), bertujuan menyampaikan data kekerasan terhadap perempuan dan anak sekaligus memperkuat kolaborasi lintas lembaga dalam penanganan isu tersebut.


Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menekankan pentingnya keberhasilan menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak yang kerap dianggap sebagai fenomena gunung es. “Saat ini, data kekerasan terhadap perempuan dan anak masih belum mencapai data yang optimal, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut,” ujar Arifah. Ia menambahkan, data dari survei ini diharapkan mampu menjadi dasar strategi advokasi dan kolaborasi yang melibatkan pemerintah hingga masyarakat.


Pada 2024, Kemen PPPA merilis dua survei besar, yakni SPHPN dan SNPHAR, yang dipublikasikan pada 7 Oktober 2024. Kedua survei tersebut menggambarkan realitas pengalaman hidup perempuan dan anak di Indonesia. "Dengan memahami data ini, kita dapat membangun strategi advokasi dan kerjasama dari berbagai komponen masyarakat, termasuk pemerintah, aktivis perempuan, aktivis anak, dan seluruh masyarakat," jelas Arifah.


Asisten Deputi Perumusan Kebijakan PHP Kemen PPPA, Agung Budi Santoso, turut menegaskan bahwa survei ini menjadi alat penting untuk menggali isu-isu krusial yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Survei ini sangat penting untuk mendukung kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.


Hasil survei SPHPN dan SNPHAR diharapkan dimanfaatkan secara maksimal sebagai pijakan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan. Dengan sinergi antara instansi kementerian, lembaga, serta masyarakat, langkah strategis dapat dirancang untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)
Copyright © 2024 - Marawanews.com | All Right Reserved