Semarang , Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mendorong Universitas Diponegoro (Undip) untuk menginisiasi pembentukan Pusat Kolaborasi Riset (PKR) lintas kampus di wilayah Jawa Tengah. Menurutnya, Undip memiliki posisi strategis yang dapat menjangkau wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Barat. “Undip mempunyai posisi strategis yang menjangkau wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Barat, dan bisa menjadi kolaborator lintas kampus di region ini, salah satunya dengan membentuk PKR,” jelas Handoko saat memberikan Kuliah Umum di Undip Semarang, Kamis (14/11).
Handoko menjelaskan, terdapat tiga komponen utama dalam membangun ekosistem riset, yakni sumber daya manusia (SDM) unggul, infrastruktur riset, dan anggaran. Ia menekankan bahwa pembentukan PKR akan memfasilitasi talent pool atau kumpulan talenta riset yang dapat berkumpul dan berkolaborasi. “Untuk memanfaatkan tiga skema itu, salah satunya dengan pusat kolaborasi riset yang diusulkan oleh kampus untuk memfasilitasi adanya talent pool yang berkumpul di situ,” paparnya.
Ia juga menyoroti pentingnya Undip menjadi daya tarik bagi SDM unggul Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Untuk itu, ia mengusulkan agar Undip membangun sistem pendukung berupa perekrutan lulusan baru yang diarahkan untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang S3 dan postdoc. “Supporting system yang pertama dibentuk adalah SDM unggul ini harus bisa menciptakan komunitasnya. Salah satunya dengan merekrut lulusan baru dan memberikan opsi untuk lanjut S2, S3, hingga post doc yang sesuai peminatannya,” tambah Handoko.
Dukungan BRIN terhadap pengembangan riset disampaikan melalui skema open platform pada infrastruktur riset. Sistem ini memungkinkan mitra riset, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengakses fasilitas yang tersedia. “Untuk menyiasati problem aktivitas riset yang rendah, BRIN mengimplementasikan sistem infrastruktur terbuka yang dapat diakses oleh mitra. Ini menjadi platform dasar untuk peningkatan interaksi dan dinamika riset, yang memungkinkan terbentuknya hub kolaborasi, dan enabler multi pihak dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Selain itu, BRIN juga membuka program pendanaan berbasis kompetisi untuk semua pihak, termasuk perguruan tinggi dan industri. Dengan dana yang bersumber dari dana abadi dan APBN, Indonesia mencatat peningkatan peringkat di Global Innovation Index (GII). “Dengan skema ini peringkat Global Innovation Index (GII) Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada 2022 Indonesia masuk top 70, di tahun 2023 meningkat masuk di top 70, dan pada tahun 2024 Indonesia berada pada peringkat 54 dari 113 negara,” jelas Handoko.
Handoko mengapresiasi capaian Undip yang menjadi top kolaborator BRIN peringkat keenam pada 2024, menghasilkan 312 publikasi ilmiah di bidang Environmental Science, Agricultural, dan Biological Science. Beberapa nama yang menonjol dari kolaborasi ini antara lain Tuswan, Hardiyanto, dan Nuruliarizki Shinta Pandupuspitasari. Sementara dari pihak BRIN, Faheem Ahmed Khan menjadi top co-author dengan Undip.
Rektor Undip, Suharnomo, menyambut positif dukungan BRIN yang dinilai strategis untuk membangun ekosistem riset yang berkelanjutan. Ia mencontohkan beberapa proyek riset bersama BRIN seperti pengolahan energi dari sampah, riset padi salin di wilayah pesisir, dan pengembangan bawang merah. “Undip terbantu atas dukungan BRIN, misalnya dalam riset padi salin di wilayah pesisir, riset pengolahan energi dari sampah untuk kemandirian energi, dan riset bawang merah yang sudah dilakukan bersama,” tutupnya.