MARAWAnews – Pasca penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 yang digelar di 270 daerah di tanah air, masih menyisakan diskusi-diskusi hangat d...
MARAWAnews – Pasca penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 yang digelar di 270 daerah di tanah air, masih menyisakan diskusi-diskusi hangat di kalangan masyarakat.
Bukan persoalan siapa yang terpilih untuk memimpin daerah satu periode ke depan, namun terkait dengan persoalan yang menyertainya dalam banyak hal. Ada masalah pertemanan, ada pula persoalan menunggu realisasi janji-janji yang telah disampaikan oleh para pemenang yang tidak lama lagi akan menduduki kursi kepala daerah.
Pada masalah pertemanan, banyak sudah keretakan dan bahkan berakhirnya komunikasi. Walaupun imbauan kembali bersatu-padu dalam kebersamaan dari berbagai pihak, baik pemenang Pilkada beserta timnya, maupun oleh peserta Pilkada yang telah dinyatakan kalah dalam pertarungan perebutan kursi kekuasaan, tetap saja masih menyisakan polemik dimana-mana.
Di satu sisi ini adalah kewajaran yang terjadi akbiat proses dukung-mendukung paslon Pilkada. Keretakan hubungan, menjadi jamak terdengar di berbagai kesempatan diskusi pasca Pilkada 2020. Namun, memahami semua persoalan pemicunya, adalah persoalan yang lebih penting.
Siapa yang didukung, siapa yang mendukung, kini sudah tidak penting lagi. Pilkada telah usai dengan biaya tinggi dan menghasilkan kepala daerah terpilih. Terlepas pula dari kualitas para pemenang, sebagai pribadi-pribadi yang telah menyatakan dukungan dan berani terpisah dari persahabatan, perlu pula kembali ke jatidiri masing-masing.
Sementara itu, ada hgal lain yang lebih penting dilakukan. Berdiri di samping masyarakat untuk terus menyuarakan hak dan kebenaran, adalah tugas mulia yang menanti.
Siapa yang menanam ia pula yang akan menuai, begitu adagium yang kita pahami sebagai orang Timur. Kini, pemenang Pilkada telah bersiapa menunggu pelantikan bila tidak aral melintang atau gugatan dari para pesaing. Hal penting yang harus diingatkan kepada mereka tentunya untuk segera menyiapkan langkah realisasi janji-janji.
Masyarakat sebagai objek yang selama kampanye didekati, diajak memilih, dirayu dengan segala bentuk peluang kemajuan daerah, harus mendapat naungan yang tepat ketika meminta kepala daerah terpilih merealisasikan semua program dan janji kampanye.
Di sini, para tokoh masyarakat, pemain politik, dan semua pihak harus berada bersama warga untuk memotivasi kepala daerah terpilih agar tidak terjerumus pada kebohongan. Bersatu-padu bersama masyarakat, menanti realisasi program kepala daerah dengan tetap mengedepankan diskusi-diskusi positif dan membangun, harus menjadi pilihan. Bukan malah bermain untuk mendapatkan peluang pribadi, mengincar kursi-kursi empuk pimpinan BUMD atau sejenisnya.
Semoga setiap daerah yang memiliki kepala daerah baru hasil Pilkada Serentak 2020, menjadi lebih maju, lebih sejahtera, dan dapat berkembang sesuai harapan semua warga. (*)
Penulis: Nova Indra – Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati