Jakarta, MARAWAnews – Media dan jurnalis memiliki peran penting dalam program vaksinasi Covid-19, karena informasi yang benar menjadi ujung...
Jakarta, MARAWAnews – Media dan jurnalis memiliki peran penting dalam program vaksinasi Covid-19, karena informasi yang benar menjadi ujung tombak suksesnya pelaksanaan vaksinasi, sehingga mata rantai penularannya bisa diputus.
Ketua Komunikasi Publik Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Rosarita Niken Widiastuti, dalam acara Webinar Sosialisasi Media Vaksinasi untuk Negeri, Sabtu lalu mengatakan, informasi yang benar mulai dari penyediaan, bahan hingga pelaksanaan vaksin membuat masyarakat antusias dan tidak ragu mengikuti program ini.
“Jurnalis melalui medianya bisa menjadi penangkal hoaks dengan memberitakan program vaksinasi Covid-19 dimulai dari proses pengadaan, uji klinis serta Kejadian Ikutan Paska Imuniasai (KIPI),” katanya.
Menurut Niken, kerja sama media di tingkat nasional dan lokal sangat diperlukan untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tentang tahapan vaksinasi ini.
“Saat ini ada beberapa informasi hoaks yang sudah terjadi di tengah masyarakat misalnya terkait sertifikasi halal vaksin, kandungan vaksin serta dampak setelah melakukan vaksinasi, nah ini harus di tangkal bersama, di sinilah peran media dan jurnalis bersama masyarakat diperlukan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, menjelaskan bahwa tujuan dari vaksinasi adalah untuk memutus mata rantai Covid-19 di Indonesia, harapannya tidak ada lagi warga yang terpapar virus ini.
“Manfaatnya banyak mulai dari menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mempercepat mencapainya herd immnuity, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan, menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial ekonomi,” ujar Prof Sri.
Karena itu, Prof Sri menegaskan media harus memberikan informasi dan edukasi yang benar kepada masyarakat dalam proses vaksinasi, untuk menghilangkan kekhawatiran dalam menerima vaksinasi tersebut.
Sedangkan Jurnalis Senior dan juga Penyintas (orang bertahan) Covid-19, Latief Siregar, yang turut menjadi narasumber pada acara ini meminta pemerintah melalui pihak yang berkompeten bisa memberikan informasi tentang program vaksinasi Covid-19 ini secara benar dan transparan, sehingga masyarakat tidak termakan hoaks.
”Jadi jangan sampai jurnalis atau wartawan mendapat kesulitan memperoleh informasi dari sumber penting atau A1, mengenai vaksin dan tahapan vaksinasi. Informasinya juga jangan terpusat, tapi juga harus bisa diakses sampai ke daerah,” pintanya. (*/infopublik)