MARAWAnews – Bung Karno (Presiden RI Pertama, Soekarno) pernah berkata, ‘berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia.’ Ini adalah...
MARAWAnews – Bung Karno (Presiden RI Pertama, Soekarno) pernah berkata, ‘berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia.’ Ini adalah suatu pernyataan yang menggambarkan betapa kuat dan dahsyatnya peran pemuda.
Di usia muda, seseorang memiliki pemikiran yang cerdas, analisa yang tajam dalam menghadapi suatu persoalan. Tentunya kecerdasan dan kedalaman analisa seorang pemuda, haruslah dibingkai dengan bimbingan dan arahan dari para golongan 'tua'. Pemuda tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam menyongsong masa depan.
Pemuda membutuhkan bimbingan, arahan, dan bersinergi dengan kaum tua. Di Minangkabau dikatakan "elok nagari dek pangulu, rancak kampuang dek nan tuo, elok musajik dek tuanku, rancak tapian dek nan mudo”. Adagium tersebut menggambarkan betapa semua pihak harus saling bersinergi untuk mewujudkan kebaikan dalam suatu nagari, tidak ketinggalam sinergi antara pemuda dan para tetua adat, tokoh masyarakat, dan lainnya.
Pemuda tidak akan kuat kalau mereka berjalan sendiri, mereka butuh suri tauladan, butuh idola, butuh arahan. Sehingga semua kebaikan akan tercipta dengan sendirinya kelak ketika mereka telah mampu berdiri di kakinya sendiri.
Bagi kita generasi muda tradisi “mambangkik batang tarandam” menjadi beban di pundak yang tak akan pernah bisa dialihkan ke pihak lain. Karena pemuda memiliki segala kekuatan untuk itu.
Walau memang susah dan butuh perjuangan berat, tetapi untuk dapat menguatkan kembali ikatan yang sudah longgar hal ini sangat dibutuhkan.
Kini, setelah 92 tahun lamanya dikumandangkan secara bersama dengan niat tulus demi bangsa dan negara, Sumpah Pemuda menjadi sesuatu yang harus dipahami sedemikian rupa. Bukan sekedar ungkapan, bukan pula sekedar peringatan. Namun lebih pada bagaimana generasi muda negeri ini mampu menjembatani pemikiran untuk mengaplikasikannya dalam tindakan nyata membangun negeri, membangun bangsa yang kita cintai.
Di saat bersamaan, pemuda sebagai ujung tombak pembangunan, harus pula mampu menempatkan diri di tengah tatanan sosial yang beragam. Sinergitas antara kaum muda dan kaum tua, tidak bisa diabaikan hanya dengan ego dan semangat yang kadang masih membabi-buta.
Sudah saatnya pemuda bangkit, menuju pembangunan bangsa yang lebih baik dengan membangun kualitas diri, menjadi lebih ahli dan terampil dalam berbagai bidang kehidupan.
Junsel Friade Alstra,S.HI.,MH. (Wakil Ketua Partai Gelora Kabupaten Solok)