MARAWAnews – Lahir di Koto Langang pada tanggal 5 Mei 1982 dari orang tua Ibar dan Ijus, Mardianton tumbuh menjadi sosok aktivis yang terus...
MARAWAnews – Lahir di Koto Langang pada tanggal 5 Mei 1982 dari orang tua Ibar dan Ijus, Mardianton tumbuh menjadi sosok aktivis yang terus berkembang hingga kini.
Di usia belia, Mardianton menjalani pendidikan dasarnya di SD Negeri 36 Koto Langang di kampugnya halamannya. Menamatkan pendidikan dasar pada tahun 1995, ia pun melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Ranah Pesisir. Tiga tahun kemudian Mardianton pun meneruskan pendidikannya di MA Negeri Balai Selasa, dan menyelesaikannya pada tahun 2001 silam.
Kemudian, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (kini IAIN) Batusangkar, menjadi pilihannya. Di masa-masa kualiah tersebut, jiwa aktivis mulai terlihat dari dirinya. Sejumlah organisasi dan kegiatan kemahasiswaan dimasukinya seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Tanah Datar, Resimen Mahasiswa (Menwa), Majelis Syura Mahasiswa (sama dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa), dan Racana (Pramuka), serta Lembaga Dakwah Kampus.
Dari aktivitas tersebut, Mardianton tumbuh sebagai pribadi yang berpikir kritis terhadap lingkungan dan tatanan sosial di sekitarnya.
Setelah menyelesaikan program Strata 1 di STAIN Batusangkar tahun 2006, Mardianton ternyata tidak berpuas diri. Keinginannya untuk menimba ilmu pengetahuan masih sangat kuat. Dibuktikannya dengan melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (UNP) dengan konsentrasi pada bidang keilmuan Pendidikan Ekonomi. Dengan semangat tinggi, di saat ia pun mulai disibukkan dengan pekerjaan sebagai Koordinator Pendamping Sosial P2FM BLPS Kec. Ranah Pesisir, juga sebagai Sekretaris Badan Permusyawaratan (BAMUS) Nagari Pelangai sejak tahun 2009, dan pegawai administrasi PT. Anugrah Bungo Lestari Muaro Bungo, ia pun berhasiol menyelesaikan Pasca Sarjananya tahun 2015.
Mantan Ketua Karang Taruna Puncak Harapan di Sungai Liku Pelangai, dan Sekretaris Asosiasi BP-SPAM Pesisir Selatan itu, dalam kesehariannya memiliki motto hidup Usaha dan Doa harus dilakukan, tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan berkehendak. Hal itu pula yang membuatnya terus aktif di berbagai kegiatan.
Di bidang akademis, aktivis yang kini masih diamanahi jabatan Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Pesisir Selatan itu pun bekerja sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Balaiselasa Pesisir Selatan. Di perguruan tinggi itu, sejak tahun 2015, ia diamanahi tanggungjawab Ketua Prodi Hukum Perdata Islam hingga tahun 2019 lalu. Selain itu, Mardianton juga menjabat sebagai Wakil Ketua II Bagian Administrasi dan Keuangan STAI Balaiselasa dengan masa bakti hingga tahun 2023 nanti.
Dengan kesibukannya sebagai pimpinan OKP dan akademisi, ternyata suami dari Patria Dewi Astuti yang telah dikaruniai dua orang putra tersebut, tidak menghentikannya untuk melanjutkan pendidikan. Tercatat dalam tahun ini, Mardianton telah memulai program doktoralnya di Universitas Negeri Padang (UNP), Prodi Studi Lingkungan dan Pembangunan.
Narasi: d’ (Sumber: na/Foto: Mardianton)