MARAWAnews –Hari Sumpah Pemuda (HSP), yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, telah memasuki usia ke-92 tahun. Seperti disampaikan Men...
MARAWAnews –Hari Sumpah Pemuda (HSP), yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, telah memasuki usia ke-92 tahun.
Seperti disampaikan Menpora RI Zainudin Amali, seluruh pemuda Indonesia harus menjadi contoh terdepan merajut persatuan demi kebangkitan bersama dari situasi ujian Pandemi Covid-19.
Ada semangat yang sama ketika 92 tahun lalu para pemuda yang berada dalam berbagai organisasi kepemudaan seluruh Nusantara, berkumpul memperjuangkan kemerdekaan bangsa dengan melahirkan sejarah monumental Sumpah Pemuda.
Kini situasi berbeda, tidak lagi melawan penjajah tetapi situasi Pandemi Covid-19 yang hampir-hampir memenjarakan seluruh sendi kehidupan memerlukan semangat bersama untuk segera keluar menuju kenormalan kembali.
Menyitir penyataan Mepora, ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan, semangat 92 tahun yang lalu di mana ingin membebaskan diri dari penjajah, maka semangat yang sama harus masih ada pada pemuda kita namun dalam nuansa berbeda, saatnya bersatu bersama seluruh elemen masyarakat untuk segera keluar dari situasi pandemi.
Tema HSP ke-92 kali ini, ‘Bersatu dan Bangkit’ sangat relevan sebagaimana tercermin dalam logo yang menarik dan sudah tersebar melalui berbagai media. Angka 92 dan perpaduan warna beragam mengandung makna keberagaman Indonesia pada agama, suku, ras, dan bahasa.
Kini, sebagai warga daerah yang juga sedang disibukkan dengan menyukseskan Pilkada Serentak 2020, kita sebagai pemuda harus mengambil momentum untuk mengaktualisasikan diri dalam mengisi kemerdekaan bangsa dan tanah air tercinta.
Seperti kutipan yang terdapat dalam sumpah pemuda "Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia." Menjadi sangat relevan dalam mengisi kemerdekaan Republik ini, yakni menjaga nilai persatuan.
Apalagi momentum peringatan hari sumpah pemuda ini diperingati dalam kondisi perhelatan Pilkada Serentak di Indonesia. Momentum ini menjadi warning bagi kita seluruh eleman bangsa, bahwasanya rasa persatuan di atas segala kepentingan, apalagi kepentingan politik semata.
Membangun jiwa-jiwa pemuda yang kuat, memiliki integritas yang tinggi, mengedepankan pembangunan diri dengan segala bentuk keterampilan, keahlian, adalah salah satu yang mesti kita lakukan. Masing-masing diri pemuda, harus memiliki keteguhan dalam menjalani hidup, demi masa depan yang lebih baik, masa depan pemuda Indonesia. (*)
Penulis: Nopil Asrianto, S.HI (Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Sumbar dan Direktur Eksekutif Luhak Institute)