Jakarta, MARAWANews – Jika dilihat kondisi dengan adanya pandemi ini, mobilitas penduduk itu harus dibatasi agar betul-betul potensi penula...
Jakarta, MARAWANews – Jika dilihat kondisi dengan adanya pandemi ini, mobilitas penduduk itu harus dibatasi agar betul-betul potensi penularan itu bisa dicegah. Karena biasanya terjadinya penularan apabila orang yang kemungkinan sakit dan tidak mengetahuinya.
Hal tersebut dikatakan Wiku Adisasmito Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) saat konferensi pers Jumat (11/9/2020). Ia juga mengatakan penularan itu bisa pindah ke tempat lain di mana ada orang yang rentan untuk bisa terkena infeksi.
“Maka dari itu kurangi mobilitas penduduk atau perjalanannya dan setelah kita lihat juga adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) itu juga dalam rangka untuk membatasi mobilitas penduduk. Ada di wilayahnya masing-masing, sehingga tidak tertular dari satu tempat ke tempat yang lain,” kata Wiku.
Hingga saat ini lanjut Wiku, ada beberapa daerah yang masih melaksanakan PSBB. Ada dua provinsi yaitu DKI Jakarta dan Banten. Lima kabupaten/kota yang juga sedang menjalankan PSBB yaitu Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Depok.
Jika dilihat perkembangan dari Community Mobility Report, ternyata terlihat bahwa ada migrasi orang yang lumayan besar dan ada kecenderungan masyarakat tersebut tinggal. Wiku mengatakan mungkin ini bisa terlihat, bahwa pulang kampung fenomena yang juga terbaca dari report tersebut.
Pada saat PSBB Transisi yang dilakukan DKI Jakarta, Wiku berkata bahwa padat sekali ke seluruh Pulau Jawa. Efek dari mobilitas penduduk, karena adanya PSBB transisi di Jakarta jadi ke berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Maka dari itu, Wiku mengatakan perlu kerjasama dengan semua pihak, termasuk khususnya masyarakat untuk betul-betul bisa membatasi mobilitas atau perjalanan agar betul-betul bisa menangani kasusnya menjadi lebih mudah.
“Mobilitas penduduk berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus. Inilah gunanya kita mengamati mobilitas penduduk, bahwa kita tahu ternyata mobilitas penduduk berkontribusi terhadap peningkatan kasus,” kata Wiku. (infopublik)