MARAWANews – Pilkada Serentak 2020 kian dekat. Pekan pertama September nanti, seluruh bakal calon kepala daerah yang diusung oleh par...
MARAWANews – Pilkada Serentak 2020 kian
dekat. Pekan pertama September nanti, seluruh bakal calon kepala daerah yang
diusung oleh partai politik sesuai ketentuan, akan mendaftarkan diri untuk
seterusnya ditetapkan sebagai peserta Pilkada atau Calon Kepala Daerah (Cakada)
oleh penyelenggara.
Melihat waktu yang makin sempit, tentu saja masyarakat
secara tidak langsung terbawa ke dalam suasana politik yang mulai hangat di
mana-mana. Hal itu menjadi indikator bahwa warga negara ini begitu peduli pada
prosesi pemilihan pemimpin mereka.
Di lain pihak, adanya media informasi, turut pula
menambah memanasnya perbincangan dan diskusi-diskusi warga. Bukan saja media
pemberitaan yang diikat dengan aturan perundangan pers, juga turut disemarakkan
dengan kehadiran media-media berbagi video seperti Youtube
dan lainnya. Hal ini berdampak secara positif bagi warga, untuk melihat dan
mencermati sosok calon-calon pemimpin yang akan mereka pilih di tanggal 9
Desember 2020 sebagai waktu pencoblosan yang ditetapkan KPU RI.
Masyarakat dalam hal ini calon pemilih, dapat melihat
bagaimana kapasitas pemikiran dari seorang bacalon dalam menyikapi dan
memberikan buah pikirnya terhadap suatu masalah serta aspirasi yang disampaikan
warga. Dari sini pula, akan terlihat sejauhmana kecerdasan bacalon yang layak
tampil sebagai pemegang amanah rakyat lima tahun ke depan.
Diskusi-diskusi bersama warga yang dishare ke media sosial, baik oleh bacalon beserta timnya
maupun oleh pembuat konten, harus kita acungi jempol. Karena dengan demikian,
masyarakat dapat menyaksikan gerak-gerik, bahasa tubuh, dan alur pemikiran dari
yang bersangkutan.
Ada yang terbata menjawab pertanyaan, ada yang menjadi
penilai bobot pertanyaan saja dengan mengatakan “ini pertanyaan yang bagus
sekali,’ tapi menjawab dengan narasi yang tidak nyambung.
Pertanyaan ke Barat, jawabannya ke Timur, tidak bertemu rueh jo buku kata orang Minangkabau.
Ketiadaan program kadang juga bisa terlihat dari narasi
yang dibangun oleh bacalon. Tanpa konsep yang jelas, menyebutkan bagaimana mengatasi
pengangguran. Mengatakan dengan ringan bahwa perlunya seorang kepala daerah
yang punya koneksi luas sebagai jaminan untuk memajukan daerah. Hal ini adalah
gambaran dari tidak adanya konsep yang matang.
Kita dapat pula melihat, bagaimana bacalon yang terus
membangun kedekatan dengan masyarakat dalam rangka menjemput aspirasi sesuai
kebutuhan warga. Masukan dan aspirasi tersebut, disalurkan melalui tim
profesional untuk seterusnya disusun dalam sebuah program yang matang dan
terukur. Tidak ngambang, tidak pula hanya sekedar
pencitraan yang jelas saja berakibat pembodohan masyarakat.
Karena itu, dalam suksesi kepemimpinan di manapun, peran
serta tim ahli sangat dibutuhkan. Adanya tim yang bekerja untuk menyusun,
meramu, dan mengemas program dengan baik, adalah gambaran kinerja yang terukur
dari bacalon.
Namun tentunya tidak serta-merta begitu saja, walau harus
dibayar mahal, tim ahli yang dipekerjakan tersebut akan membuat kemasan program
menjadi lebih matang dengan jalan mendiskusikannya bersama bacalon. Ini adalah
bentuk koalisi pemikiran yang nantinya tersambung ke dalam rencana pembangunan
jangka pendek dan menengah setelah bacalon memenangkan pemilihan.
Oleh sebab itu, mari bijak melihat, mencermati, dan
mendiskusikan perbaikan daerah yang lebih baik, dengan membuka pemikiran,
membuka mata lebih luas, karena dunia ini dipenuhi orang-orang hebat yang bisa
diajak bekerjasama.
Penulis: Nova Indra – Dir. Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati