Padang, MARAWAnews – Sempat turun 4,91%, laju perekonomian Sumatera Barat diperkirakan akan membaik pada kuartal III. Demikian dikatakan Ke...
Padang, MARAWAnews – Sempat turun 4,91%, laju perekonomian Sumatera Barat diperkirakan akan membaik pada kuartal III. Demikian dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Selasa (29/9).
BI memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar akan membaik dibandingkan pada kuartal sebelumnya, walau masih akan mengalami kontraksi.
Menurut Wahyu, perbaikan laju pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain dipengaruhi oleh berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kami melihat ada perbaikan di kuartal ketiga meski masih terjadi kontraksi. Perbaikan ini didorong dengan adanya kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan yang mendorong permintaan,” katanya.
Wahyu menambahkan, kebijakan pola hidup normal baru (new normal) yang diterapkan pemerintah ikut mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi.
Selain itu, dari sisi lapangan usaha, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar di kuartal III bakal didorong perbaikan sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan, perdagangan dan eceran, serta lapangan usaha industri pengolahan.
Wahyu mengatakan pelonggaran kebijakan pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat diperkirakan akan mendongkrak kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang di kuartal II mengalami penurunan signifikan.
Begitu juga dengan sektor perdagangan dan eceran kembali bergairah menyusul permintaan masyarakat yang perlahan kembali membaik.
“Juga perbaikan harga komoditas utama CPO dan karet di pasar dunia akan turun mendorong perbaikan kinerja lapangan usaha industri pengolahan,” imbuhnya.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan juga membaik. Termasuk dengan adanya program PKH dan BLT yang disalurkan pemerintah pusat dan daerah ikut menjaga daya beli.
Selain itu, juga mulai membaiknya investasi, belanja pemerintah, dan kinerja ekspor menyusul mulai pulihnya harga komoditas unggulan Sumbar yakni minyak sawit atau CPO dan karet di pasar global.
Sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat di kuartal II mengalami kontraksi atau minus 4,91%. Penurunan terjadi di hampir seluruh lapangan usaha akibat wabah pandemi Covid-19. (MC Padang/infopublik/Foto: panoramio.com)