MARAWANews – Menjadi seorang pemimpin, dan menjalankan kepemimpin, tidak semudah konsep dan teori yang sudah ada. Menjadi pemimpin, t...
MARAWANews – Menjadi seorang pemimpin, dan menjalankan kepemimpin, tidak semudah konsep dan teori yang sudah ada.
Menjadi pemimpin, tidaklah serta-merta seperti segala teori akademis yang tertuang dalam banyak buku yang ditulis oleh para ahli berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya.
Dalam menjalankan amanah kepemimpinan, seorang pemimpin tentu mempunyai trik dan stategi tersendiri yang sesuai dengan karakter dan kepribadiannya. Maka, hal itu akan dirumuskannya dalam tipe kepemimpinan yang akan dijalankannya sesuai visi dan misi yang telah dirumuskan dalam melakukan sebuah perubahan, tampil beda dengan pemimpin terdahulu.
Dikutip dari buku Manjemen Syari’ah dalam Praktik terbitan tahun 2003, penggabungan antara dua tipe pemimpin yang diperlukan dalam manajemen Islami. kepemimpinan otokrasi dan demokrasi.
Menggabungkan dua tipe ini dalam menjalankan kepemimpinan bukanlah perkara yang mudah.
Hal-hal baik yang lahir dari gabungan tipe kepemimpinan tersebut, antara lain, munculnya ketegasan. Ketika seorang pemimpin mengatakan sesuatu itu A dengan argumentasi yang jelas, maka bawahan harus menyepakati bahwa itu adalah A.
Seperti saat ini, dalam kondisi daerah dan bangsa yang sedang ditimpa beragam musibah, pemimpin yang dibutuhkan adalah yang mempunyai ketegasan dalam menentukan sikap tanpa intervensi dari pihak lain.
Pemimpin yang tegas, biasanya tidak begitu diminati oleh kelompok atau pribadi yang punya kepentingan. Karena kepentingan mereka akan terpatahkan oleh kepentingan umum atau masyarakat banyak. Pemimpin yang tegas harus siap dengan kritikan dan hasutan yang akan dikembangkan oleh mereka yang kepentingannya terhalang.
Hal baik lainnya adalah munculnya sikap dan kebiasaan musyawarah. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu bermusyawarah, yang esensinya adalah saling tukar pendapat. Hal ini dilakukan untuk mencapai mufakat dalam mengatasi berbagai macam persoalan dalam masa jabatan yang dimiliki.
Seorang pimpinan, tentu akan selalu memikirkan keluhan dan kekurangan masyarakat yang dipimpinnya. Apalagi keluhan tersebut berhubungan dengan gaji atau penghasilan yang diterima setiap bulan. Sering didengar ada pengaruh pendapatan terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan/pegawai.
Maka sebagai seorang pemimpin, harus piawai dalam membaca situasi ini. Jika pendapatan pegawai tidak memada,i maka seorang pimpinan harus berusaha agar dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan harapan “peningkatan pendapatan mampu meningkatkan motivasi kerja.
Selain itu, dengan gabungan tipe kepemimpinan otokratis dan demokratis, juga akan lahir transparansi kepemimpinan. Persoalan keterbukaan tidak asing lagi dalam menjalankan amanah dalam sebuah jabatan. Keterbukaan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pola kepemimpinan.
Hal ini perlu dilakukan dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat yang dipimpin. Transparan dalam memberikan pelayanan publik akan mampu membangkitkan gairah aktivitas masayarakat. Salah satu contoh adalah adanya baliho-baliho yang berisikan penggunaan dana-dana Desa/nagari. Pelayanan e-KTP dana KK, pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi lainnya yang memudahkan masyarakat dalam mendapatkannya.
Juga, turut lahir pemahaman yang mendalam terhadap tujuan. Seorang pimpinan harus memahami visi dan misi secara jelas sejak awal dirumuskan secara bersama. Agar dalam perjalanan kepemimpinan tidak ada gesekan antara pemangku kepentingan.
Kemuadian, pemangku kepentingan harus tahu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Jika tupoksi tidak dijalankan dengan semestinya, maka akan terjadi gesekan dan kesalahpahaman antara pemangku kepentingan. Bila ini berlarut-larut, bisa jadi akan dimasuki oleh kepentingan lain, atau oleh pihak yang ingin terjadi pertikaian dalam sebuah kepemimpinan.
Setidaknya, inilah yang perlu dikaji lebih dalam oleh para pemimpin maupun calon memimpin dalam segala tingkatan. Kepemimpinan, intinya adalah bagaimana sebuah proses perbaikan dapat berjalan dengan baik, dan segala rintangan dapat dikuasai untuk kemudian diatasi demi kemaslahatan masyarakat.
Penulis: Mardianton (Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Pesisir Selatan)